Thursday 24 July 2014

Mesti Baca!! Kisah Sedih di Balik Foto Kanak-kanak Palestin Yang Menyayat Hati

Mesti Baca!! Kisah Sedih di Balik Foto Kanak-kanak Palestin Yang Menyayat Hati






























smh Foto kanak-kanak Palestin yang memegang erat baju seorang petugas perubatan ketika petugas itu hendak membaringkan dia di tempat tidur.


JALUR GAZA, Seorang kanak-kanak lelaki dengancedera parah di sekujur tubuhnya menggunakan segenap kekuatannya untuk berpegang pada baju seorang doktor yang mencuba membaringkan dia di tempat tidur rumah sakit. Adegan tersebut terakam dalam sebuah foto yang kemudian beredar luas di internet.


Hal yang tidak tertangkap foto itu adalah jeritan anak Palestine itu terhadap petugas paramedik tersebut, yaitu "Saya mau ayahku, bawa ayahku kepadaku!"


Foto tersebut juga gagal menunjukkan luka menganga di sisi kiri kepalanya, potongan besar pecahan peluru di lehernya, dan potongan-potongan kecil peluru yang bersarang di dada dan perutnya, yang dideritanya setelah terkena tembakan artileri Israel.


Kisah di balik foto yang diambil di Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza, Khamis lalu, dan disebarluaskan ke seluruh dunia, diungkapkan seorang doktor junior Belal Dabour di media pro-Palestina, The Electronic Intifada. "Pada pukul 03.00, sekitar delapan atau sembilan korban tiba sekaligus di ruang kecemasan . Yang terakhir datang adalah empat orang bersaudara, dua dari mereka anak kecil, keduanya berusia sekitar tiga tahun, dengan luka yang relatif dangkal," tulisnya.


"Lalu, datanglah yang lebih tua dari keempat bersaudara, seorang anak laki-laki berusia awal belasan tahun. Kepala dan wajahnya berlumuran darah dan ia menekan sebuah kain ke kepalanya untuk menghentikan aliran darah. Namun, fokusnya kepada sesuatu yang lain, "Selamatkan adikku!" teriaknya.


Anak laki-laki yang tidak disebutkan namanya, yang ada dalam foto itu, menjerit dan berteriak untuk bertemu ayahnya saat para petugas perubatan membawanya dari unit darurat ke perawatan intensif.


Pecahan peluru di leher anak itu hanya meleset sedikit saja dari arteri utama, pecahan peluru di dadanya hampir menusuk paru-paru, dan satu yang di perutnya hampir melukai ususnya. Namun, anak itu termasuk yang "beruntung", kata Dr Dabour, kerana dia telah melihat bagitu banyak kematian.


Sehari sebelumnya, empat anak laki-laki berusia antara sembilan dan 11 tahun terbunuh ketika sedang bermain di pantai di Kota Gaza saat serangan tentera Zionis membantai mereka. Mereka adalah sepupu.


Hingga Selasa ini, jumlah warga Palestine yang terbunuh dalam konflik dengan Israel yang sudah memasuki minggu ketiga telah mencapai 500 orang lebih. Tentera Israel tercatat 25 orang terbunuh. Sepertiga dari warga Palestine yang terbunuh adalah anak-anak, kata PBB, Sabtu lalu.


"Dari 8 Julai sampai pukul 4 tanggal 19 Julai, setidaknya 73 anak-anak Palestine dilaporkan terbunuh akibat serangan udara Israel," kata Catherine Weibel dari UNICEF.


Dr Dabour mengakhiri laporannya dengan mengatakan, dia tidak mengetahui nama anak itu kerana terlalu banyak orang, "beberapa orang tiba dengan kondisi sudah berantakan, beberapa terpenggal, beberapa rosak sehingga tak boleh dikenali".


"Saya tidak tahu apakah dia bertemu kembali dengan ayahnya, atau apa yang terjadi dengan keluarganya yang lain," tulisnya. "Namun, ada satu hal yang saya tahu pasti, yaitu bahawa ratusan anak-anak seperti dia menderita luka yang sama atau bahkan lebih buruk, dan hingga tulisan ini dibuat, hampir 80 anak-anak seperti dia telah terbunuh ketika serangan tanpa belas kasihan Israel terus berlanjut.

No comments:

Post a Comment